Home >Unlabelled > Seluk Beluk USA Air Force One / Pesawat Kepresidenan
Seluk Beluk USA Air Force One / Pesawat Kepresidenan
Posted on 7.19.2011 by Sam Andrew
Sebetulnya Air Force One bukanlah merek ataupun tipe dari pesawat ini. Tapi Air Force One adalah sebuah nama sandi untuk pesawat milik Angkatan Udara AS (US Air Force) yang dinaiki oleh Presiden Amerika.
Jadi semua pesawat milik AS yang misalnya dalam keadaan darurat dinaiki sang presiden, maka namanya menjadi “Air Force One”. Nama sandi ini berfungsi untuk membedakan antara pesawat yang sedang dinaiki Presiden Amerika dengan yang tidak.
Demikian juga ketika Presiden Amerika melakukan perjalanan darat, nama sandinya dikenal dengan “Army One”. Sementara ketika sedang naik Helikopter (milik US Marine), maka nama sandinya adalah “Marine One”.
Asal Mula Dan Seluk Beluk Air Force One
Pemerintah AS mulai berpikir memiliki pesawat kepresidenan ketika masa Presiden Theodore Roosevelt tahun 1910-an. Saat itu, tugas-tugas Presiden Amerika sudah semakin banyak dan dibutukan sebuah pesawat khusus untuk menunjang kinerjanya.
Sekarang, pesawat Air Force One ada dua buah, semuanya buatan Boeing. Jenisnya adalah 740-200 bermesin jumbo jet dengan nomor seri VC-25A. Dua pesawat ini nyaris identik, baik warna, dan bentuknya. Bedanya terletak pada nomor di ekornya, yakni 28000 dan 29000.
Masing-masing pesawat memiliki empat mesin jet elektrik CF6-80C2B1. Batas kecepatannya antara 630 dan 700 mil per jam dengan maksimal ketinggian terbang adalah 45.100 kaki. Air Force One membawa 53.611 galon bahan bakar dan mampu mengelilingi setengah dunia tanpa mengisi bahan bakar dalam sekali terbang.
Jika di Gedung Putih Presiden bekerja di Ruang Oval, maka di dalam Air Force One, ruang kerja presiden bernama Presidential Suite yang terletak di bagian depan pesawat. Di area ‘milik’ presiden ini tersedia kamar tidur, kamar mandi dan ruang santai. Layaknya sebuah kantor, para para staf senior presiden juga diberikan ruang keja sendiri-sendiri. Selain itu terseda juga ruang rapat yang cukup besar untuk membahas hal-hal penting.
Dalam prosedur penerbangan mereka juga punya standar baku yang ketat. Sebelum Air Force One terbang, persiapan menyeluruh dilakukan atas pesawat ini. Semua perangkat pesawat dicek, bahkan kabarnya para kru pesawat yang memang sudah terpilih, akan diinapkan selama berhari-hari di Andrew Air Force Base sebelum hari keberangkatan.
Beberapa hari sebelum Air Force One mendarat di suatu tujuan, Angkatan Udara AS lebih dulu mengirim sebuah pesawat kargo C141 Starlifter. Pesawat ini memuat, van untuk para pengawal, mobil kepresidenan, serta perlengkapan persenjataan. Saat berada di udara pun, Air Force One akan dikawal oleh sedikitnya dua pesawat tempur.
Untuk menjaga keamanan, menjelang pendaratan Air Force One, seluruh penerbangan di lokasi pendaratan akan di bersihkan. Tak ada sebuah pesawat pun yang boleh mendarat sebelum Air Force One mendarat dengan mulus.
Kadang pembersihan jalur penerbangan ini memakan waktu minimal setengah jam atau lebih. Karena repotnya prosedur penerbangan Air Force One, tak heran pesawat ini jarang mendarat di bandar udara komersial melainkan di pangkalan udara.
Di dalam pesawat, Presiden dan stafnya berada dalam ruangan 4.000 kaki persegi yang terdiri atas ruangan tiga lantai, diantaranya ruangan suite untuk kantor Presiden yang besar, bak mandi, dan ruang pertemuan. Air Force One memiliki ruangan medis suite yang dapat berfungsi sebagai ruang operasi, dan dokter secara permanen. Pesawat juga mampu mempersiapkan makanan untuk 100 orang sekaligus
Selain merupakan pesawat kepresidenan, Air Force One bisa pula difungsikan sebagai bunker terbang. Hingga kini tak seorang pun pejabat AS mengetahui detail persis bagian-bagian dalamnya. Pesawat ini mampu bertahan dari serangan rudal dan terjangan pulsa elektromagnet nuklir.
Dengan demikian, Air Force One memang tak lagi sekadar pesawat jet eksekutif kepresidenan. Pesawat ini telah meningkat statusnya menjadi bunker bergerak yang selalu mencurigai bahwa setiap tempat yang akan disinggahi adalah tempat yang tak aman dan amat rawan serangan.
Untuk itu jangan heran jika iring-iringan pesawat, helikopter, dan kendaraan pengangkut Presiden AS juga telah diatur sedemikian rupa agar setiap calon pembunuhnya – termasuk para wartawan yang memburunya terkecoh. Air Force One, misalnya, tak dibiarkan berkunjung ke sebuah negara sendirian. Ia selalu didampingi sebuah lagi pesawat yang memiliki ujud serupa.
dari : _hxxp://www.kaskus.us/forumdisplay.php?f=21